Latest Posts

Jl.Basuki Rahmat redaksi@semestaseni.com

Reda Gaudiamo Luncurkan Album Solonya di Usia 60 Tahun

Setelah melewati proses sejak ide dicanangkan pada Juni 2018, akhirnya Reda Gaudiamo, separuh dari duet AriReda, berhasil merilis album solo pertamanya,  berjudul REDA GAUDIAMO

AGASAN untuk membuat album solo masingmasing personel AriReda, yaitu Ari Malibu (almarhum) dan Reda Gaudiamo, dicetuskan pada 2017. Adalah Ari yang merasa yakin bahwa bila kedua personel grup ini punya album solo, maka ketika kembali berduet nanti, album AriReda akan menghasilkan proyek baru yang berbeda dan lebih segar. Sayangnya, sebelum proyek itu terlaksana, Ari tutup usia pada Juni 2018. Namun Ari sempat memaksa Reda untuk berjanji meneruskan proyek album solo ini, apapun yang terjadi. Reda pun setuju, lalu mencari jalan untuk membuat album solonya. Ternyata membuat album sendiri tidaklah mudah. Seringnya membuat album musikalisasi puisi membuat Reda kesulitan menulis lirik. Meski dia sendiri seorang penulis dan copywriter, tetap saja tersendat dalam proses pengerjaannya. 


Selain urusan lirik, Reda juga harus kembali belajar memegang dan memainkan gitar. Sejak berduet dengan Ari, Reda tak lagi menyentuh gitar. Kalaupun sampai bermain, hanya untuk iseng-iseng saja. Setelah Ari meninggal dunia, ternyata tawaran menyanyi tetap datang. Reda bahkan sempat menyanyi di Inggris dan Bulgaria. Tak ada pilihan, Reda harus belajar memainkan gitarnya kembali. Namun ternyata membuat lagu/ melodi juga tidak mudah.

Reda diserang rasa tidak percaya diri, dan ia mencari partner musik baru yang bisa diajak bekerja sama. Ternyata inipun tidak mudah. Ada banyak hal yang membuat kerja sama tidak lancar. Dalam kondisi tak menentu, satu-satu Reda membuat lagunya sendiri, dengan memainkan gitarnya sendiri. Mencoba menemukan nada-nada yang pas dengan suasana hatinya, dengan lirik yang ditulisnya. Diperlukan waktu tiga tahun lebih untuk menghasilkan 11 lagu dan lirik-lirik yang menyertainya.


Dimulai dengan melakukan rekaman uji-coba di rumah, dibantu oleh Agus Leonardi, kemudian dilanjutkan dengan merekam dengan serius dan menyelesaikannya di JK Record yang dikomandani oleh produser dan sound engineer, Leonard “Nyo” Kristianto. “Ini bukan pertama kali kerja sama dengan Reda. Dibandingkan dengan album-album yang pernah dikerjakan oleh Reda,  

menurut saya ini adalah ‘best of the best’-nya album Reda,” komentar Leonard tentang album solo ini.  “Yang istimewa dari album solo Reda ini adalah syairnya pas dengan lagunya. Melodi dan syairnya menyatu. Itu sebabnya saya bilang ini album ‘best-of the best’nya Reda. Di album ini, akhirnya Reda menemukan warnanya,” imbuh Leonard.
Untuk musiknya, Reda meminta bantuan Jubing Kristianto untuk menjadi partner kerjanya di album ini. Ini bukan kolaborasi pertama mereka. “Boleh jadi ini album Reda yang paling tulus karena menunjukkan ekspresi berkeseniannya yang murni melalui lirik lagulagunya maupun style musiknya. Kemurnian inilah yang saya jaga ketika diminta mengisi gitar untuk album ini,” komentar Jubing.  “Album ini bernilai sejarah karena ini kali pertama Reda membuat album solo setelah kepergian pasangan duetnya, almarhum Ari Malibu,” tambah Jubing.


Dari 11 lagu yang ada di album ini, 10 lagu dibuat oleh Reda dengan enam lirik yang dibuat sendiri. Selebihnya satu puisi Sapardi Djoko Damono, tiga puisi Rumi, dan satu doa Indian Pueblo. Jubing menyumbang satu lagu. Turut berkolaborasi di album ini adalah Adrian Yunan dalam lagu Seperti Kabut. “Lagu Seperti Kabut sudah membuat saya jatuh hati sejak menyimak raw file-nya yang dinyanyikan sendiri oleh mbak Reda. Saya beruntung diberi kesempatan mendengarkan lagulagu yang akan jadi materi rilisannya. Dan semakin bersyukur ketika diperkenankan memilih satu lagu untuk mengisi beberapa part. Saya memilih Seperti Kabut, semata-mata karena merasa bisa menambahkan sedikit nilai di lagu itu tanpa mengubah keindahan dan kesederhanaannya,” cerita Adrian tentang lagu yang dipilihnya. “Bagi saya, setiap lagu yang ditulisnya, menggambarkan sosoknya. Rasanya mbak Reda makin bersahaja dan elegan. Silakan menyimak Seperti Kabut dan menikmati perasaan jatuh cinta yang tulus, tanpa syarat. Jatuh cinta berkali-kali,” tulis Adrian di akun media sosialnya @adrianyunan. Selain bersama Jubing dan Adrian, Reda juga berkolaborasi dengan Grace Monetta, adik perempuannya yang berdomisili di Jerman. Grace memainkan bas dan mengisi suara harmoni di lagu Dance! Proses ini dimungkinkan dengan adanya teknologi dalam mengirim file besar via e-Mail.


Bagi Reda sendiri, menyelesaikan album ini membawa rasa lega dan kegembiraan yang luar biasa. “Utang pada Ari Malibu, lunas,” tandasnya. “Tetapi yang lebih penting dari itu, saya akhirnya bisa mengalahkan keraguan pada diri sendiri dengan menuntaskan album ini sendiri. Terutama dalam proses kreatifnya, saat membuat melodi dan menyusun syair. Bangga juga bisa mengalahkan rasa frustrasi saat mengerjakannya,” ungkap Reda tentang proses albumnya. 

Reda yang kelahiran 1962 dan tahun ini berusia genap 60 tahun, percaya bahwa tak ada kata terlambat dalam berkarya, dalam melahirkan album solo pertama, dalam membuat konser. “Melihat perjalanan album ini, rasanya memang inilah saat kelahirannya, ketika pengalaman, rasa, sudah cukup matang. Lagi pula, setiap saat adalah tepat,” kata Reda yang selain menggubah lagu dan menulis syairnya, juga menggambar dan mendesain sendiri album ini. Tak ada kata berhenti bagi Reda dalam berkarya. Sepanjang 2022 ini ia tak berhenti berkeliling Indonesia juga ke Australia, membawa gitalele-nya, menyanyikan lagu-lagunya, berkonser di berbagai tempat dan festival literasi dan musik.

Selain itu ia juga meraih penghargaan Wrappot 2022 @Spotify sebagai satu dari artis yang lagunya paling sering diputar. Kesibukan Reda yang tergolong rajin mengunggah kegiatan-kegiatannya di media sosial bisa dipantau melalui akun

IG @reda. gaudiamo.
Album Solo Reda Gaudiamo produksi bersama Reda dan JK Record dirilis pada 24 Oktober 2022 dan tersedia di kanal digital berikut ini:

Youtube Music : https://bit.ly/3DpYcKF

Spotify : https://spoti.fi/3TT5MD7

Joox : https://bit.ly/3TsFS9t

Langit Musik : https://bit.ly/3somiPO

Deezer : https://bit.ly/3FqAcsr

Resso : https://bit.ly/3MWXZlp

TrebelMusic : https://bit.ly/3N2BUC2

Detil Produksi

Vokal: Reda Gaudiamo Featuring: Adrian Yunan & Grace Monetta Gitar: Jubing Kristianto Gitalele: Reda Gaudiamo Kibor (Seperti Kabut) Adrian Yunan Bas (Dance!): Grace Monetta Direkam di JK Record oleh Santo Yuniarsa Mixing & Mastering di JK Record oleh Leonard  “Nyo” Kristianto Cover Drawing & Graphic Design: Reda Gaudiamo

Selain meluncurkan album solonya tahun ini, Reda juga menghadirkan bukunya yang terbaru, Na Willa dan  Hari-hari Ramai, seri ketiga Na Willa. “Buku seri pertama Na Willa, terbit tahun 2012, ketika saya berusia 50 tahun. Ini menjadi novel saya yang pertama setelah selalu menerbitkan cerpen atau kumpulan cerpen. Serial kedua, terbit lima tahun kemudian, saat berusia 55 tahun, dan tahun ini, di usia 60, lahir jilid ketiga,” cerita Reda.  “Mungkin buat banyak orang, saya terlambat melakukan semua ini. Atau mengherankan karena kenapa harus ribet dan bikin macam-macam di umur sekian, ketika mereka yang sebaya justru memilih pensiun dan santaisantai. Menurut saya, orang boleh bilang apa saja tentang proses kreatif saya yang dianggap terlambat ini. Tetapi buat saya, ini adalah pilihan. Saya memilih untuk terus bikin-bikin. Apa pun itu. Saya ingin terus bergembira mencipta, bergembira berbagi,” katanya lagi. 
Buku Reda diterbitkan oleh Post Press, dan bisa didapatkan di  Dema Buku @demabuku,  Post Santa @post_santa,  PatjarMerah @patjarmerah.id, dan  toko-toko buku indie lainnya. 
 
Ritmanto Saleh - Berbagai sumber

Redaksi

Saya Halimah Munawir.Halimah atau lebih populer dengan nama panggilan Halimah Munawir ini adalah seorang Penulis, Pebisnis dan Pegiat Seni dan Budaya . yang memiliki kepedulian tinggi kepada dunia literasi , tradisi seni budaya, dan pendidikan.

Obor Sastra

Redaksi menerima naskah, foto, dan informasi yang berkaitan dengan seni-budaya. Naskah, foto, dan informasi tersebut akan disunting sesuai dengan misi-visi penerbitan ini

Obor Sastra

Sastra

Living

Entertainment